MEDIA
SANTRI - Tanpa terasa Bulan Rajab 1444 H telah kembali mendatangi kita pada
tahun ini.
Sebagai
umat Islam kita tentu sudah mengetahui bahwa kehadiran bulan Rajab akan identik
dengan anjuran untuk melakukan puasa sunah Rajab.
Puasa
sunah Rajab sendiri merupakan salah satu puasa sunah yang sangat dianjurkan
untuk umat Islam dan waktu pelaksanaannya bebas selama masih di Bulan Rajab.
Tapi
sebenarnya apa yang menjadi dasar dari pelaksanaan puasa sunah Rajab ini,
berikut adalah penjelasan dari Ustadz Alhafiz Kurniawan dikutip dari NU Online.
Sejak
awal masa penyebaran Islam oleh Nabi Muhammad SAW, Islam memang menganjurkan
kepada umatnya supaya memperbanyak ibadah puasa sunah.
Adapun
hal ini semakin diperkuat dengan hadist dari Nabi Muhammad SAW yang
menganjurkan kepada umatnya supaya menjalankan puasa sunah terlebih di
bulan-bulan yang mulia.
Bulan-bulan
mulia yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW yaitu Bulan Ramadhan, Muharram,
Rajab, lalu Dzulhijjah, terus Dzulqa‘dah, terakhir bulan Sya‘ban.
Syekh
Yahya Abu Zakariya Al-Anshori dalam Tahrir Tanqihil Lubab mengatakan sebagai
berikut.
وللأمر بصومها في خبر أبي داود وغيره وأفضلها المحرم
لخبر مسلم: افضل الصيام بعد رمضان شهر الله المحرم
Perintah berpuasa di bulan mulia tertera pada hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud dan imam lainnya
.
Dan yang paling utama dari semua bulan itu adalah Muharram seperti hadits riwayat Imam Muslim. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa paling afdhal setelah Ramadhan itu dikerjakan pada bulan Muharram.”
Adapun untuk urutan dari keutamaan puasa sunah di
bulan-bulan yang mulia telah dijelaskan oleh Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam
Fathul Mu‘in berikut ini.
أفضل الشهور للصوم بعد رمضان الأشهر الحرم. وأفضلها المحرم، ثم رجب، ثم الحجة، ثم القعدة، ثم شهر شعبان.
Bulan paling utama untuk ibadah puasa setelah Ramadhan ialah bulan-bulan yang dimuliakan Allah dan Rasulnya. Yang paling utama ialah Muharram, kemudian Rajab, lalu Dzulhijjah, terus Dzulqa‘dah, terakhir bulan Sya‘ban.
Adapun alasan mengapa Bulan Rajab dijadikan sebagai
salah satu bulan yang mulia adalah karena dalam Bangsa Arab pada umumnya
menyebut bulan Rajab dengan sebutan “Al-Ashobb” karena derasnya tetesan kebaikan
pada bulan ini.
Sementara itu dalam Kitab I‘anatut Thalibin, Sayid
Bakri bin M Sayid Syatho Dimyathi menjelaskan sejumlah catatan soal Rajab
sebagai salah satu bulan mulia di sisi Allah dan Rasulnya.
ثم رجب هو مشتق من
الترجيب، وهو التعظيم لأن العرب كانت تعظمه زيادة على غيره. ويسمى الأصب لانصباب
الخير فيه. والأصم لعدم سماع قعقعة السلاح فيه. ويسمى رجم ـ بالميم ـ لرجم الأعداء
والشياطين فيه حتى لا يؤذوا الأولياء والصالحين
“Rajab" merupakan derivasi dari kata “tarjib” yang berarti memuliakan. Masyarakat Arab zaman dahulu memuliakan Rajab melebihi bulan lainnya. Rajab biasa juga disebut “Al-Ashobb” karena derasnya tetesan kebaikan pada bulan ini.
Ia bisa juga dipanggil “Al-Ashomm” karena tidak terdengar gemerincing senjata untuk berkelahi pada bulan ini.
Boleh jadi juga disebut “Rajam” karena musuh dan
setan-setan itu dilempari sehingga mereka tidak jadi menyakiti para wali dan
orang-orang saleh.
Itulah
beberapa dasar yang mendukung keutamaan dari pelaksanaan puasa sunah Rajab,
semoga dengan mengetahui dasar-dasar tersebut kita menjadi lebih semangat untuk
melaksanakan puasa sunah Rajab di tahun ini.***
Posting Komentar