Adab Bertamu Ketika Hari Raya Idul Fitri


MEDIA SANTRI - Hari Raya Idul Fitri merupakan momen sakral bagi umat Islam seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Sudah menjadi adat masyarakat muslim Indonesia ketika Hari Raya Idul Fitri saling berkunjung ke rumah sanak saudara, kerabat dekat ataupun jauh, ataupun mengunjungi rumah teman-temannya untuk menghadiri acara Halal Bi Halal. 

Pada suasana Hari Raya Idul Fitri niat untuk silaturahmi memanglah baik, akan tetapi seringkali Hari Raya Idul Fitri masih disalah artikan sebagai ajang memamerkan busana baru, memamerkan kesuksesan yang telah dicapai selama satu tahun, dan ajang untuk mengobrol tanpa batas, hal tersebut terjadi karena masih banyak orang yang belum memahami adab bertamu.


Mengingat pentingnya memperbaiki niat dan amaliyah kita pada Hari Raya Idul Fitri nanti, pada kesempatan kali ini akan dibahas mengenai adab bertamu yang terdapat dalam syarah kitab Minhajul ‘Abidin karya Syaikh Al-Imam Al-Arif Billah Zinudin Hujatul Islam Abi Hamid bin Muhammad bin Muhammad Bin Muhammad Al-Ghozali Athusi atau yang lebih terkenal dengan sebutan Imam Al-Ghazali.


Adab bertamu telah dijelaskan dalam kitab Minhajul ‘Abidin pada halaman 20, bahwasannya Rasulallah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam berkata kepada sahabat Abi Hurairah, "Bertamulah kamu dengan berjarak-jarak (maksudnya tidak terlalu sering), karena hal yang demikian akan menambah rasa cintamu kepada seseorang yang kamu kunjungi." 


"Kedua, kamu harus menjaga haknya bertamu, yaitu menjauhi perbuatan riya (memamerkan diri), menjauhi perbuatan menghias diri (secara berlebihan), menjauhi perbuatan mengobrol yang tidak bermanfaat, karena hal yang demikian akan mendatangkan mara bahaya untukmu dan saudaramu."


Kemudian, sesudah mengetahui beberapa adab bertamu diatas hendaknya kita sebagai generasi Ulul Albab dapat menerapkan adab-adab bertamu yang telah dijelaskan oleh Rasulullah dalam haditsnya. 


Semoga dengan mengetahui adab dalam bertamu niat dan amaliyah kita pada Hari Raya Idul Fitri nanti terbawa suci seperti filosofi Idul Fitri yang dimaknai kembali sucinya umat muslim dari perbuatan dosa karena pada saat itu umat Islam saling bermaaf-maafan dengan memohon kehalalan atas segala kesalahan.


Penulis : Arum wijaya
Editor   : Rizki MR



 

 

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama